Portfolio Startup Fintech Mandiri Capital Indonesia
(sumber: pexels.com)
Bisnis usaha rintisan atau startup adalah bisnis yang sedang digandrungi pengusaha muda di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Salah satu faktor bisnis ini menjadi tren di kalangan muda adalah akses pembiayaan yang semakin mudah dan banyak pilihan. Jika dahulu suatu bisnis hanya mengandalkan satu sumber permodalan yaitu perbankan, hari ini, industri keuangan berkembang pesat sehingga terbentuklah banyak perusahaan permodalan salah satunya adalah perusahaan modal ventura (Venture Capital Company).
Mandiri Capital Indonesia (MCI) adalah salah satu usaha modal ventura yang terpercaya yang banyak memberi bantuan finansial kepada startup di Indonesia. MCI menjadi salah satu solusi finansial startup yang menyediakan banyak produk dan layanan pilihan, yang cocok untuk ekosistem startup di Indonesia. Dukungan finansial MCI pada startup-startup potensial di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan synergy value dan mendorong tumbuhnya inklusi keuangan serta perkembangan ekosistem startup di Indonesia.
Perkembangan Startup Fintech di Indonesia
Adaptasi teknologi dan digital yang masif menyebabkan berkembangnya perusahaan startup yang cepat pula. Dengan kata lain, perkembangan startup selalu berbanding lurus dengan kemajuan teknologi. Jadi, tidak mengherankan jika perusahaan startup cepat berkembang pesat di Indonesia.
Berdasarkan laporan Startup Ranking, per tahun 2022, Indonesia telah memiliki 2.346 startup. Hal ini disebabkan oleh Indonesia yang mengalami peningkatan penggunaan internet selama pandemi Covid-19. Adapun perusahaan startup yang memiliki kemajuan yang pesat adalah startup yang bergerak di bidang teknologi finansial (financial technology/fintech). Adapun technology companies adalah sebuah inovasi di industri jasa keuangan yang memanfaatkan penggunaan teknologi. Artinya, seluruh proses dalam technology companies dilakukan secara online.
Adapun industri technology companies di Indonesia sudah dimulai dari tahun 2006. Namun sayangnya, perusahaan yang mengaplikasikan teknologi masih sedikit. Pada tahun 2015 asosiasi fintech Indonesia pun didirikan. Dari sinilah kepercayaan masyarakat kepada perusahaan technology companies mulai tumbuh. Hingga saat ini, terdapat 140 perusahaan technology companies legal di Indonesia tercatat di OJK.
Dari studi Google, Temasek, Bain&Company (2022), ekonomi digital di Indonesia bertumbuh 22%. Pemerintah Indonesia menilai tahun 2022 adalah momentum optimisme terhadap sektor ekonomi digital. Hal ini dikarenakan geliat ekonomi global pasca pandemi telah mendorong transformasi yang fundamental di berbagai sektor ekonomi digital. Prospek besar ekonomi digital ini didukung dengan penerbitan berbagai regulasi yang berperan sebagai fondasi fondasi kebijakan pengembangan technology companies dan ekonomi digital ke depan.
Bidang Bisnis Startup dan Jenis Fintech
Bisnis startup di Indonesia semakin berkembang. Hal ini terlihat dari bermacamnya bidang-bidang startup yang tersedia mulai dari bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertanian, e-commerce, akomodasi, games, transportasi, SaaS, dan properti.
Fintech adalah salah satu inovasi di industri jasa keuangan. Dewasa ini, banyak startup yang menggeluti bidang technology companies. Terdapat 10 jenis technology companies yang memiliki perkembangan yang signifikan dan banyak diandalkan masyarakat modern, antara lain; crowfunding, micro financing, P2P lending service, market comparison, digital payment system, payment gateway, insurtech, manajemen asset, remitansi, dan investasi.
Perusahaan Modal Ventura, Mandiri Capital Indonesia
Berdirinya banyak perusahaan modal ventura tentu tidak membuat bisnis perbankan melemah. Beberapa industri perbankan mencoba berekspansi dengan membangun juga bisnis modal ventura, maupun memperkuat anak usaha yang bergerak di bidang modal ventura. Hal ini salah satunya dilakukan oleh bank BUMN yaitu Bank Mandiri Group yang mengembangkan perusahaan modal venturanya yaitu Mandiri Capital Indonesia (MCI).
Melihat habit masyarakat beberapa tahun terakhit yang mengandalkan produk dan layanan dari startup fintech, MCI mendukung rencana new investment and follow-on funding di startup fintech. Hal ini juga menjadi langkah strategis Bank Mandiri untuk semakin dekat berkolaborasi dengan ekosistem digital dari startup and technology companies tersebut.
MCI memiliki produk dana ventura, yakni:
1. Mandiri Venture Fund (MVF)
Fokus utama dari program Dana Ventura adalah berinvestasi pada technology companies tahap awal di Asia Tenggara dengan target untuk bermitra dengan perusahaan digital yang memiliki pertumbuhan tinggi.
2. Indonesia Impact Fund (IIF)
Indonesia’s first private impact investment fund investing into early-stage startups in support of the implementation of Sustainable Development Goals in Indonesia. Target of investments are Seed Stage startups.
3. Merah Putih Fund (MPF)
5 CVC BUMN mengelola dana ventura terbesar di Indonesia ini dalam usaha mendukung soonicorns dan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
3 Startup Fintech Terbaik Mandiri Capital Indonesia
Saat ini, MCI telah memberikan dukungan finansialnya ke 21 startup di Indonesia yang sekaligus menyempurnakan portfolio MCI sebagai pemodal utama. Banyak dari startup ini telah meraih kepercayaan masyarakat dan beberapa berpotensi menjadi startup unicorn.
Startup-startup tersebut adalah AgriAku, Amartha, AyoConnect, Bukalapak, Cakap, Cashlez, Crowde, FitAja, Goto, Greenhope, Halofina, Investree, iSeller, KoinWorks, LinkAja, Mekari, Privy.id, PTEN, Qoala, Sinbad, dan Yokke.
Namun, terdapat 3 startup fintech terbaik MCI yang menjadi andalan masyarakat dan juga telah terawasi langsung oleh OJK.
Amartha
(sumber: mandiri-capital.co.id)
Amartha merupakan microfinance marketplace yang hadir sejak 2010. Perusahaan Peer-to-peer (P2P) lending ini hadir untuk mendukung pemberdayaan UMKM mendapatkan akses layanan perbankan melalui inovasi dan teknologi.
Amartha berusaha memberikan dampak sosial dengan menghubungkan UMKM untuk memperoleh akses modal pembiayaan yang terjangkau dengan investor, demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat kecil, membangun ketahanan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan merata.
Saat ini, Amartha telah menyalurkan pendanaan lebih dari Rp6,5 triliun dan menjangkau lebih dari satu juta perempuan pengusaha mikro lewat akses permodalan. Amartha juga merupakan salah satu startup fintech yang telah memiliki valuasi ‘centaur’ alias calon unicorn potensial. Putaran pendanaan terbaru Amartha berada di Seri C, tepatnya senilai US$28 juta (Rp405 miliar).
Investree
(sumber: mandiri-capital.co.id)
Investree hadir dengan sebuah misi sederhana yaitu sebagai online marketplace yang mempertemukan orang yang memiliki kebutuhan pendanaan dengan orang yang bersedia meminjamkan dananya. Tak hanya meningkatkan perolehan Lender, Investree juga membuat pinjaman menjadi lebih terjangkau dan kemudahan akses bagi Borrower.
Sebagai pioneer fintech lending, per Oktober 2022, Investree telah membukukan total fasilitas pinjaman sebesar Rp15,6 triliun. Pada tahun 2022, Investree juga telah memiliki capaian dalam menyalurkan hampir Rp1,3 triliun ke industri kreatif dengan 221 borrower UMKM kreatif, dan jumlah pinjaman sebanyak 3.126 pinjaman.
KoinWorks
(sumber: mandiri-capital.co.id)
KoinWorks adalah perusahaan technology companies yang mengawali layanannya pada digital lending UMKM. Saat ini, KoinWorks telah berkembang dan menjadi neobank di 2022. KoinWorks tercipta untuk menjadi solusi UMKM, dengan meningkatkan potensi UMKM melalui berbagai inisiatif pengembangan usaha di tahun 2022.
Itulah portofolio startup dari Mandiri Capital Indonesia. Bagi Anda yang ingin mencari perusahaan modal ventura untuk akses pembiayaan startup Anda, MCI bisa menjadi pilihan. Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan kunjungi laman resmi dari MCI di https://mandiri-capital.co.id/portfolio/