Inisiatif perusahaan swasta untuk mengolah sampah, demi mengurangi timbulan sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, terus berkembang dan bahkan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya dilakukan Rekosistem melalui pembangunan stasiun daur ulang atau waste station. Perusahaan rintisan di bidang pengelolaan sampah itu juga bekerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Chief Executive Officer sekaligus Co-Founder Rekosistem Ernest Layman menyatakan, saat ini masih fokus mengolah sampah di Pulau Jawa. Namun, tidak tertutup kemungkinan untuk merambah ke luar Jawa.
Rekosistem telah mengolah 20.000 ton sampah yang diterima dari 60.000 pelanggan sepanjang tahun 2023. Pengolahan sampah tersebut mampu menekan hingga 12.000 emisi karbon dalam satu tahun.
”Jumlah sampah tersebut berasal dari 40 reko waste station dan 10 reko hub yang tersebar di empat kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang,” tutur Ernest, Rabu (21/2/2024).
Adapun reko waste station merupakan stasiun daur ulang yang memberikan akses kepada masyarakat untuk menyetorkan sampahnya dengan menggunakan aplikasi Rekosistem. Untuk itu, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam percepatan penyerapan material sampah yang masih bisa dipulihkan untuk daur daripada berakhir di tempat pemrosesan akhir (TPA).
Sementara reko hub ialah tempat pemulihan material. Reko hub bertujuan untuk memastikan semua sampah bisa terpilah dan disalurkan ke industri daur ulang sesuai dengan jenisnya dan permintaannya, serta kapasitas yang dibutuhkan.
Rekosistem dan Mandiri Capital Indonesia (MCI) bekerja sama dalam meluncurkan dua reko waste station di kawasan Menara Mandiri, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).
Selain memiliki 40 reko waste station, Rekosistem juga memiliki 250 mitra pengelola sampah. Per Februari 2024, Rekosistem telah mendaur ulang sebanyak 3.500 ton sampah.
”Kami akan lanjut pembangunan waste station ini. Selain di ibu kota Pulau Jawa, kota kedua di setiap Provinsi di Pulau Jawa juga akan kami jangkau. Namun, kami masih belum bisa menargetkan akan menambah berapa waste station tahun ini,” ujarnya.
Ernest mengatakan, masyarakat yang menjadi penyetor sampah akan mendapat hadiah berupa saldo uang elektronik dari setiap kilogram sampah yang dikumpulkan. Dengan demikian, Ernest berharap masyarakat termotivasi melakukan praktik baik tersebut.
Ia pun menargetkan, dalam lima tahun, waste station bisa berkontribusi pada penanganan sampah plastik hingga 10 persen. Sementara dalam target jangka panjang, pihaknya ingin berkontribusi hingga 30 persen pengurangan sampah anorganik di setiap kota.
Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 35,83 juta ton timbulan sampah pada 2022, tertinggi selama periode 2019-2022. Dari volume timbulan sampah tersebut, sebanyak 7,2 juta ton belum terkelola dengan baik. Dengan adanya stasiun daur ulang dan reko hub, Rekosistem dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan sampah plastik.
Pakar lingkungan dan akademisi Universitas Indonesia, Firdaus Ali, menilai, berbagai gerakan yang dilakukan masyarakat harus dijadikan momentum pemerintah dalam penanganan sampah. Apalagi, ini berkaitan pemerintah mencapai bebas sampah pada 2030-2040.
”Penguatan di sektor sociopreneur terus menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Keterlibatan anak muda yang kreatif dan ahli di bidang bisnis membuat wirausaha berbasis lingkungan menjadi lahan bisnis yang terus berkembang,” katanya.
Kerja sama
Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 2024, Rabu (21/2/2024), Rekosistem dan Mandiri Capital Indonesia (MCI) bekerja sama dalam meluncurkan dua reko waste station di kawasan Menara Mandiri, Jakarta Selatan.
”Tujuan peluncuran ini tidak sekadar untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Ini merupakan langkah konkret Rekosistem memberikan akses kepada masyarakat untuk mengelola sampah,” kata Ernest.
Menurut Ernest, keberadaan waste station tidak hanya untuk mengumpulkan sampah, tetapi juga dapat menciptakan kebiasaan dan mendorong masyarakat memilah dan menyetorkan sampah anorganik.
Petugas sedang mengoperasikan sejumlah traktor dan eksavator merapikan setiap sampah yang datang dibawa truk sampah dari segala penjuru Jakarta pada Selasa (26/4/2022).
Selain itu, Rekosistem juga dinilai sebagai simbol kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang mendesak. Sebab, Rekosistem melibatkan sektor bisnis, sektor keuangan, dan penerbangan dalam kegiatannya. Sebelumnya, Rekosistem juga telah bekerja sama dengan beberapa sektor, seperti Garuda Indonesia, Blu by BCA, hingga Yayasan WWF Indonesia.
Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Alexandra Askandar mengatakan, reko waste station memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menukarkan sampahnya di titik terdekat. Kemudian, masyarakat juga bisa mendapatkan poin tambahan yang bisa ditukarkan menjadi uang melalui dompet digital.
”Selain itu, kolaborasi dengan Rekosistem ini juga menjadi langkah awal bagi Bank Mandiri untuk ikut berkontribusi dalam mengelola sampah secara berkelanjutan,” katanya.
Sementara itu, bagi 150 penyetor sampah pertama yang membawa setengah kilogram sampah anorganik di reko waste station di Menara Mandiri akan mendapatkan tambahan 10.000 poin atau setara dengan Rp 10.000. Selain itu juga mendapatkan voucerKopi Lima Detik secara cuma-cuma di depan Menara Mandiri.
Adapun jenis sampah yang bisa ditukarkan untuk mendapatkan poin adalah plastik, logam, kertas, kaca, dan minyak jelantah. Untuk 1 poin bernilai Rp 1 yang bisa dicairkan dalam bentuk dompet digital GoPay dan Astrapay.
”Kami percaya bahwa pengelolaan sampah secara bertanggung jawab akan memainkan peran penting dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Kami berharap fasilitas ini bisa dimanfaatkan dengan baik sehingga bersama-sama kita dapat menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas sampah,” tambah Ronald Simorangkir, CEO PT Mandiri Capital Indonesia.
Sumber: https://www.kompas.id/baca/metro/2024/02/21/inisiatif-swasta-untuk-mengolah-sampah-terus-berkembang