Data Mandiri Capital menyebut, total pendanaan usaha rintisan di Indonesia tahun lalu mencapai 4,2 miliar dollar AS, turun dibandingkan tahun 2021 sebesar 6,8 miliar dollar AS. Situasi itu sejalan dengan kondisi global.
Total pendanaan untuk usaha rintisan atau start up di Indonesia cenderung menurun pada 2022 setelah menguat pada masa pandemi Covid-19. Penurunan tersebut dinilai turut disebabkan oleh pendapatan perusahaan rintisan yang menurun.
Direktur Keuangan Mandiri Capital Rino Bernando berpendapat, usaha rintisan yang mengalami penurunan pendapatan merupakan perusahaan yang cenderung sudah menunjukkan pencapaian baik. Penurunan tertinggi dialami usaha rintisan di sektor teknologi keuangan (fintech).
”Akibat ketidakpastian ekonomi, total pendanaan perusahaan rintisan di Indonesia turun 36,36 persen. Padahal, sektor teknologi finansial mendapatkan pendanaan paling besar pada 2021,” ujar Rino dalam acara Mandiri Capital Indonesia (MCI) Trends & Outlook 2023: Opportunities During Tech Slowdown, di Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2023).
Adapun berdasarkan data dari paparan MCI, total pendanaan perusahaan rintisan di Indonesia pada 2021 mencapai rekor tertinggi, yakni mencapai 6,8 miliar dollar AS. Namun, tren pendanaan tersebut menurun secara signifikan pada 2022 menjadi 4,2 miliar dollar AS.
”Sebelumnya, pada 2020, total pendanaan perusahaan rintisan di Indonesia hanya mencapai 3,3 miliar dollar AS, kemudian meningkat signifikan pada 2021 menjadi 6,8 miliar dollar AS, dan itu merupakan kenaikan yang sangat tinggi,” tambah Rino.
Lebih jauh, dalam State of Venture 2022 Report, tren pendanaan modal ventura terhadap perusahaan rintisan secara global pada 2022 mencapai 415,1 miliar dollar AS. Besaran tersebut turun 35 persen dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 560,3 miliar dollar AS.
Secara global, penurunan paling dalam terjadi di sektor kesehatan digital. Sepanjang 2022, pendanaan untuk perusahaan rintisan di sektor teknologi kesehatan teknologi berkurang 57 persen secara tahunan (yoy). Sementara pendanaan di sektor teknologi ritel turun 52 persen secara tahunan dan teknologi keuangan turun 46 persen secara tahunan.
Pada kesempatan yang sama, Chief Investment Officer Mandiri Capital Dennis Pratistha menilai, perusahaan modal ventura akan lebih selektif dalam mendanai perusahaan rintisan saat ini. Melihat tren pendanaan yang menurun signifikan dan cenderung terjadi pada perusahaan dengan pencapaian baik, pihaknya fokus pada visi kuat perusahaan rintisan yang akan didanai.
”Saat ini kami melihat perusahaan rintisan yang memiliki visi kuat dan berdampak bagi sosial, tidak semata mendapatkan pendanaan saja. Jadi, kami semakin selektif melihat tren pendanaan tahun 2022 menurun tidak hanya di Indonesia, tapi juga secara global,” ucap Dennis.
Perusahaan modal ventura melakukan identifikasi masalah dalam melihat perusahaan rintisan yang akan didanai, terlebih yang dapat bertahan di masa krisis. Terdapat tiga faktor yang dilihat oleh perusahaan modal ventura dalam mendanai perusahaan rintisan, yaitu pertumbuhan, kondisi keuangan, dan peluang keuntungan perusahaan tersebut.
Terdapat tiga faktor yang dilihat oleh perusahaan modal ventura dalam mendanai perusahaan rintisan, yaitu pertumbuhan, kondisi keuangan, dan peluang keuntungan perusahaan tersebut.
Dari sisi investor, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Andreas Surya mengatakan, masa krisis membantu perusahaan modal ventura untuk menganalisis ketahanan dan keberlanjutan bisnis rintisan.
”Kita bisa belajar mengapa satu usaha rintisan bisa tutup dan yang lain bertahan. Kalau bisa, wawancara dan cek perusahaannya lewat pendiri atau karyawannya, bahkan yang sudah tidak lagi bekerja di sana. Berbagai cara perlu dipakai untuk mengetahui benar apa alasan kegagalan atau keberhasilan mereka,” ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk ”Menilai Kelayakan Startup”.
Pendekatan tersebut penting mengingat pendanaan modal ventura cenderung dibutuhkan usaha rintisan yang baru berdiri atau baru berkembang. Semakin awal investasi diberikan, risiko kerugian juga semakin besar jika gagal, walaupun potensi keuntungan yang bisa diraih lebih besar jika berhasil (Kompas.id, 10/2/2021).
Demi meningkatkan kembali tren pendanaan bagi perusahaan rintisan di Indonesia, terdapat sejumlah langkah sinergi yang akan dilakukan, salah satunya dengan program akselerator.
”Kami memiliki program akselerator dari sebelumnya inkubator. Program ini diharapkan mampu mempercepat potensi sinergi antara perusahaan rintisan dan Mandiri Group,” kata Rino.
Selain itu, perusahaan modal ventura dinilai perlu memperluas pengetahuan internal mengenai contoh kasus potensial terkait sinergi investasi. Salah satu langkahnya dengan mengadakan workshop.
Sumber: https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/02/08/pendanaan-usaha-rintisan-tahun-2022-turun-signifikan