Strategi Startup Agar Dapat Bertahan dalam Ancaman Resesi 2023
Sejumlah proyeksi Lembaga internasional, tahun 2023 akan menjadi tahun yang penuh dengan tantangan. Misalnya saja World Bank (Bank Dunia) memprediksi ekonomi dunia tumbuh hanya 1,7% pada 2023. Angka ini menurun dari prediksi di bulan Juli tahun lalu yang sebesar 3%. World Bank menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi terjadi karena faktor makro ekonomi seperti suku bunga yang lebih tinggi, inflasi, dan tekanan geo-politik. Akibatnya sejumlah valuasi saham ikut menurun. Sehingga, ancaman resesi 2023 di Indonesia kian nyata.
Adapun resesi adalah kondisi dimana suatu negara mengalami perlambatan ekonomi selama dua kuartal atau lebih berturut-turut. Resesi biasanya ditandai dengan penurunan daya beli masyarakat, perdagangan ritel juga menurun, meningkatnya pengangguran, dan inflasi.
Namun, meskipun dunia belum menetapkan bahwa tahun 2023 akan benar-benar terjadi resesi, sejumlah perusahaan khususnya startup telah mengambil langkah efisiensi terlebih dahulu seperti dengan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Di awal Desember 2022 saja, sebanyak 24 startup telah melakukan PHK terhadap karyawannya.
Selain itu, beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan startup antara lain dengan memangkas biaya operasional, diversifikasi produk, menaikkan harga, stop merekrut karyawan, menunda proyek dan menurunkan gaji.
Lantas, apakah yang akan dilakukan oleh startup? Strategi startup apa yang akan digunakan demi bertahan pada ancaman resesi 2023?
Tujuh Strategi Startup Hadapi Ancaman Resesi
(sumber: pexels.com)
Perusahaan startup merupakan jenis bisnis yang tak mudah dikembangkan. Adapun ancaman resesi global 2023 mengharuskan para startup merancang strategi efektif dan matang untuk bertahan. Di lain sisi, dunia bisnis saat ini menuntut perusahaan startup hadir di pasar yang tepat diiringi dengan perencanaan serta pengelolaan yang handal. Berikut merupakan tujuh strategi startup untuk hadapi ancaman resesi.
1. Rekrut Tenaga Ahli
Startup dituntut untuk selalu inovatif dan serba cepat. Maka, dengan rekrut tenaga kerja ahli di bidangnya, pekerjaan akan lebih cepat selesai dan produk bisa lebih cepat berkembang. Dengan begitu, startup tidak perlu merekrut tenaga kerja dalam jumlah besar yang hanya akan memakan biaya operasional.
Tenaga kerja ahli merupakan aset berharga perusahaan startup yang harus dijaga. Mereka juga membuat proses kerja menjadi lebih produktif dan efisien.
2. Kembangkan Produk
Mengembangkan produk bisa dengan cara meningkatkan kualitasnya atau menambah produk baru yang lebih inovatif dan kreatif. Startup dituntut juga untuk bisa menjadi pemecah masalah yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, produk atau layanan yang dapat menjadi solusi akan unggul di pasaran.
3. Disiplin Mengelola Biaya Operasional
Strategi startup berikutnya adalah disiplin dalam mengelola biaya operasional. Contohnya dengan hal sederhana, seperti tidak boros dalam menggunakan energi listrik. Rekrut karyawan yang benar-benar ahli di bidangnya. Selain itu, startup dapat memanfaatkan teknologi dalam menghemat dan membuat anggaran perusahaan semakin efisien.
4. Melihat Peluang Merger dan Akuisisi (M&A)
Inisiatif merger atau akuisisi perusahaan startup adalah salah satu upaya yang dapat menjadi pertimbangan dalam rangka mempertahankan bisnis sampai jangka panjang.
5. Jangan Sering ‘Bakar Uang’
Fenomena ‘bakar uang’ dinilai tidak relevan lagi karena hanya akan menciptakan pelanggan yang tidak loyal. Pelanggan hanya memperdulikan merk yang sedang mengadakan ‘promo’ saja tanpa berpikir mengenai kualitas produk yang mereka beli. Ekosistem startup pun menjadi tidak sehat.
Adapun ‘bakar uang’ menjadi salah satu strategi banyak startup dalam tahap awal berdirinya perusahaan melalui promosi yang ekstrem demi menarik pelanggan. Apabila startup terus melakukan strategi ini, nantinya mereka akan kewalahan sendiri mengenai perputaran dananya. Pada akhirnya, startup dengan modal besarlah yang akan bertahan.
Fokus pada peningkatan kualitas dari produk dan layanan yang ada jauh lebih baik daripada ‘bakar uang’ untuk memberikan promo. Beberapa perusahaan modal ventura di tahun 2023 mengakui bahwa mereka akan lebih selektif mendanai startup. Hanya startup potensial-lah yang akan mereka berikan dukungan.
6. Perbanyak Kolaborasi
Saat ini, banyak bisnis berkolaborasi dan mengupayakan kemitraan agar ekosistem startup dapat tumbuh bersama-sama. Adanya kolaborasi juga memberikan keuntungan dalam meningkatkan nilai dan kepercayaan terhadap produk maupun layanan dari kedua belah pihak.
7. Optimis
Strategi startup dalam menghadapi ancaman resesi 2023 adalah tetap optimis. Optimis ekonomi akan bertumbuh di tahun 2023 dengan selalu mengedepankan kualitas produk dan layanan serta fokus pada kebutuhan pelanggan. Optimisme pelaku usaha yang berhasil tersalurkan ke startup lainnya akan membangkitkan semangat ekosistem startup secara keseluruhan.
Di atas adalah beberapa strategi startup dalam menghadapi ancaman resesi 2023. Peran investor akan sangat penting untuk menjaga keberlangsungan startup. Perusahaan modal ventura pun juga harus lebih ketat dalam melakukan pengawasan terhadap startup-startup portfolionya. Semoga kedepannya iklim startup terus membaik dan dapat terus menjadi tumpuan ekonomi Indonesia.
Simak kabar terbaru dan informasi lainnya seputar dunia startup dan bisnis lewat https://mandiri-capital.co.id/